SPASI KALTIM – Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang semakin dekat. Empat pasang calon kini tengah berupaya keras menarik perhatian serta dukungan masyarakat melalui kampanye dan sosialisasi program yang ditawarkan.
Masing-masing pasangan calon mengusung beragam visi dan misi sebagai janji politik untuk meyakinkan pemilih, namun penting untuk memahami betapa besar peran visi-misi dalam menentukan arah pembangunan daerah.
Patawari, Pakar Hukum Tata Negara, menekankan visi dan misi calon kepala daerah merupakan fondasi utama dalam proses demokrasi lokal.
Menurutnya, visi-misi tak sekadar slogan, melainkan sebuah komitmen nyata yang akan menjadi acuan dalam menjalankan roda pemerintahan selama masa jabatan.
“Visi dan misi adalah kontrak sosial antara calon kepala daerah dengan masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Ini bukan hanya formalitas, melainkan sebuah janji yang harus diwujudkan dan dipertanggungjawabkan di akhir masa jabatan,” ujar Patawari, yang juga alumni Doktor Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), saat diwawancarai melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (5/10/2024).
Ia menambahkan, visi-misi yang disampaikan oleh para calon harus sejalan dengan kerangka kerja pembangunan nasional dan daerah, seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Menurut Patawari, berdasarkan analisis akademisnya terhadap visi-misi dari keempat pasangan calon, pasangan Basri Rase dan Chusnul Dhihin menawarkan visi-misi yang paling ideal dan sesuai dengan kebutuhan aktual Kota Bontang.
“Visi mereka sangat relevan dengan tantangan dan peluang yang dihadapi Bontang saat ini. Mereka menawarkan visi yang tidak hanya terukur tetapi juga inspiratif, dengan fokus pada peningkatan daya saing kota di tingkat nasional maupun internasional,” paparnya.
Lebih dalam, Patawari mengungkapkan pasangan nomor urut 1 ini mampu menyusun misi yang mencakup seluruh aspek penting pembangunan kota, seperti pengembangan sumber daya manusia (SDM), peningkatan ekonomi, penataan kota yang lebih modern, serta tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
Misi-misi ini, lanjutnya, bukan hanya retorika politik, melainkan rencana yang konkret dan realistis untuk memajukan Kota Bontang.
“Dalam misi mereka, terlihat adanya perencanaan yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas SDM, memperkuat sektor industri dan ekonomi kreatif, serta menciptakan sistem pemerintahan yang efisien dan bersih dari korupsi. Jika dilaksanakan dengan baik, misi-misi ini akan membawa Bontang ke level daya saing yang lebih tinggi, tidak hanya di skala nasional, tapi juga internasional,” tegas Patawari.
Ia juga menyoroti kekuatan Bontang sebagai kota industri, yang menurutnya merupakan modal besar untuk bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.
“Bontang memiliki potensi yang luar biasa sebagai salah satu pusat industri di Indonesia. Dengan strategi yang tepat, kota ini bisa menjadi pemain utama dalam peta ekonomi nasional, bahkan global. Visi-misi yang ditawarkan oleh Basri Rase dan Chusnul Dhihin sangat sesuai dengan arah tersebut,” pungkasnya.