SPASIKALTIM.COM, BONTANG – Kasus dugaan pelecehan sesama jenis yang melibatkan santri di salah satu pondok pesantren di Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi sorotan publik Kalimantan Timur. Terkait hal itu, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan edukasi dan penguatan moral masyarakat, agar kejadian serupa tidak terjadi di Bontang.
“Hubungan sesama jenis itu kan penyimpangan, biasanya muncul dari pergaulan. Dengan kemajuan teknologi, ini jadi tantangan sekaligus ujian. Pemerintah Kota Bontang tak henti-hentinya melakukan edukasi melalui dinas terkait,” ujar Neni saat ditemui usai rapat paripurna, Selasa (19/8/2025).
Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kesehatan, terus gencar melakukan edukasi secara berlapis mulai dari sekolah-sekolah, organisasi masyarakat, hingga melalui gerakan keluarga sakinah. Program ini bertujuan memperkuat ketahanan keluarga dan menanamkan nilai moral sejak dini.
Selain itu, Neni juga menyinggung soal peningkatan angka HIV di Bontang. Ia menegaskan, kenaikan tersebut bukan berarti kasus baru, melainkan karena penderita kini bisa hidup lebih panjang berkat terapi ARV (anti retroviral).
“HIV memang ada, tapi kenaikan angka bukan karena kasus baru. Karena dengan ARV, penderita bisa lebih panjang umur. Untuk kasus yang disebabkan hubungan sesama jenis, akan saya tanyakan lebih lanjut ke Dinas Kesehatan sejauh mana peningkatannya,” jelasnya.
Neni berharap masyarakat tetap waspada terhadap penyimpangan perilaku seksual yang berpotensi merusak moral generasi muda.
“Semua kembali lagi ke perilaku dan lingkungan. Kalau keluarga kuat, anak-anak juga lebih terlindungi,” pungkasnya.(*)