SPASIKALTIM.COM, SAMARINDA – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang digulirkan pemerintah di Samarinda belum berjalan optimal.
Hal ini terlihat dari minimnya jumlah warga yang ikut serta dalam layanan skrining kesehatan tersebut, meskipun program ini sangat membantu untuk deteksi dini berbagai penyakit.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Novan Syahronny Pasie, menyayangkan rendahnya animo masyarakat terhadap program yang seharusnya memberikan manfaat besar bagi kesehatan warga.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan, jumlah peserta yang mengikuti skrining sejak diluncurkan pada 15 April 2025 baru mencapai 774 orang, padahal targetnya adalah minimal 10% dari total penduduk Samarinda.
“Kami menyayangkan partisipasi yang masih rendah. Ini menunjukkan bahwa informasi mengenai program ini belum sampai secara merata ke masyarakat,” kata Novan.
Menurutnya, hambatan utama bukan karena ketidaktertarikan, tetapi karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang prosedur dan manfaat program tersebut.
Sistem pendaftaran secara online dan perbedaan alur pelayanan dibandingkan dengan pelayanan kesehatan biasa perlu dijelaskan lebih luas kepada warga.
“Banyak warga masih belum paham. Harus ada pendekatan melalui RT, dasawisma, hingga kader PKK agar pesan ini bisa disampaikan langsung dan tidak hanya mengandalkan media sosial,” jelasnya.
Novan berharap jumlah peserta akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan, setidaknya mencapai 40% dari populasi. Ia juga mengingatkan bahwa layanan ini bisa diakses di 26 puskesmas di Samarinda, tanpa mempersoalkan domisili pasien.
“Jangan menunggu sakit baru datang ke fasilitas kesehatan. Masyarakat harus mulai terbiasa dengan pemeriksaan rutin demi pencegahan penyakit lebih dini,” ujarnya tegas.
Ia mendorong Dinas Kesehatan untuk lebih aktif melakukan jemput bola, termasuk dengan membuka layanan keliling ke permukiman padat penduduk agar program ini benar-benar menyentuh lapisan masyarakat bawah. (Adv)