SPASIKALTIM.COM, SAMARINDA – Program Sekolah Rakyat yang digagas di Kota Samarinda mendapat sambutan positif dari DPRD. Wakil Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti, menyebut program ini sebagai langkah konkret dalam memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi berat maupun yang terpaksa putus sekolah.

Menurut Puji, kehadiran Sekolah Rakyat menandai hadirnya perhatian pemerintah terhadap kelompok masyarakat yang selama ini sulit menjangkau layanan pendidikan formal akibat kendala finansial dan sosial.

“Banyak anak tidak bisa melanjutkan pendidikan bukan karena tidak mau belajar, tapi karena tekanan ekonomi dan kurangnya lingkungan pendukung. Program ini bisa menjadi pintu bagi mereka kembali menggapai masa depan,” jelasnya.

Sekolah Rakyat direncanakan akan dimulai di Kecamatan Palaran dengan target awal sebanyak 100 siswa. Bukan hanya memberikan pelajaran akademik, program ini juga dirancang untuk membekali peserta didik dengan keterampilan praktis, pendidikan karakter, serta pemahaman nilai-nilai sosial yang kuat.

“Konsep yang diusung berbeda dari sekolah formal biasa. Anak-anak dibina secara utuh, baik dari sisi intelektual, emosional, maupun sosial. Pendekatan seperti ini penting untuk mereka yang selama ini terpinggirkan,” tambah Puji.

Ia menegaskan perlunya kolaborasi yang solid antara Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial dalam proses pelaksanaan program, khususnya pada tahap pendataan dan seleksi peserta. Menurutnya, sasaran program harus benar-benar tepat, menyentuh keluarga yang berada dalam kondisi miskin ekstrem.

“Seleksi harus dilakukan secara transparan dan tepat sasaran agar program ini betul-betul menjangkau mereka yang paling membutuhkan,” ujarnya.

Puji juga berharap, jika program ini terbukti berhasil, ke depannya bisa diterapkan di kecamatan-kecamatan lain di Samarinda sebagai bagian dari upaya pemerataan pendidikan.

“Pendidikan tidak boleh eksklusif. Harus hadir di setiap sudut kota, apalagi di tempat-tempat yang warganya masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Puji menilai bahwa Sekolah Rakyat adalah lebih dari sekadar program pendidikan alternatif, melainkan bentuk keberpihakan negara terhadap hak dasar anak untuk belajar dan berkembang, tanpa memandang latar belakang sosial maupun ekonomi.

“Kita harus melihat pendidikan sebagai jalan menuju keadilan sosial. Sekolah Rakyat bisa menjadi simbol perubahan cara pandang itu,” pungkasnya. (Adv)