SPASIKALTIM.COM — Ratusan Warga Binaan dari berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan mengikuti kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan yang digelar di Lapas Kelas IIA Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 23–25 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi wadah pembinaan karakter bagi Warga Binaan dan sarana untuk mempererat hubungan dengan masyarakat melalui gerakan Pramuka.

Acara tahunan ini diikuti oleh 468 Warga Binaan dan 196 anggota Pramuka dari sekolah-sekolah sekitar Lapas Cibinong dan Rutan Depok. Selama tiga hari, para peserta mengikuti berbagai aktivitas yang membangun kedisiplinan, jiwa kepemimpinan, serta cinta tanah air, seperti semaphore dance, senam pramuka, lomba pengetahuan umum kepramukaan, dan wawasan kebangsaan.

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, secara langsung membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan, kegiatan perkemahan ini bukan hanya sekadar aktivitas tahunan, melainkan sebuah langkah nyata dalam mencetak pribadi tangguh dan mandiri dari balik jeruji.

“Melalui perkemahan ini, kami ingin Warga Binaan memperkuat komitmen untuk berubah menjadi pribadi yang bertakwa, nasionalis, dan percaya diri. Ini menjadi bekal mereka ketika kembali ke tengah masyarakat nantinya,” ujar Agus, Senin (23/6/2025).

Agus juga menambahkan, kegiatan ini mencerminkan filosofi “Satya” dan “Dharma Bhakti” yang menjadi nilai dasar gerakan Pramuka—kesetiaan dan pengabdian. Kegiatan ini diharapkan menanamkan semangat positif bagi semua orang, termasuk Warga Binaan, berhak mendapatkan kesempatan kedua.

Dalam teknis pelaksanaannya, setiap UPT Pemasyarakatan mengirimkan satu regu berisi 10 Warga Binaan Pramuka. UPT yang memiliki penghuni laki-laki dan perempuan diperbolehkan mengirim dua regu, masing-masing untuk tiap jenis kelamin.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga melibatkan Gugus Depan Pramuka dari masyarakat sekitar, sebagai bentuk kolaborasi nyata antara Pemasyarakatan dan masyarakat dalam proses pembinaan.

“Keterlibatan masyarakat sangat penting. Kita membangun bersama, tak hanya dari dalam, tapi juga dari luar. Sinergi ini yang membuat proses pembinaan menjadi lebih utuh dan manusiawi,” tambah Menteri Agus.

Sebagai informasi tambahan, perkemahan serupa juga akan dilaksanakan oleh UPT Pemasyarakatan di luar Pulau Jawa pada periode Juni hingga Juli 2025, yang dipusatkan di masing-masing kantor wilayah.

Melalui semangat kepramukaan ini, Ditjen Pemasyarakatan terus menegaskan komitmennya bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menghukum, melainkan membina dan mengembalikan manusia ke dalam masyarakat dengan nilai-nilai luhur yang lebih kuat. (*)