BONTANG – Perairan Tanjung Limau kembali menelan korban jiwa. Sebuah kapal nelayan yang membawa tiga orang tenggelam akibat dihantam badai.

Satu orang ditemukan tewas, satu berhasil selamat, dan satu lagi hingga kini masih hilang di tengah luasnya lautan.

Kasat Polairud Polres Bontang, AKP Khairul Umam, mengungkapkan kapal nahas itu berangkat dari Pelabuhan Tanjung Limau, Sabtu (21/12/2024) sore sekitar pukul 15.00 WITA.

Tiga penumpangnya, yakni Kukuh (57), Nardi, dan Gaffar, berencana memancing di sekitar perairan Timur Laut Bouy O, sekitar 20 mil dari pelabuhan.

Namun, kegembiraan berubah menjadi mimpi buruk saat badai tiba-tiba datang tanpa peringatan. Pukul 22.30 WITA, angin kencang dan gelombang tinggi datang tanpa aba-aba. Dalam hitungan menit, kapal yang ditumpangi mulai miring dan perlahan tenggelam.

“Tim kami terus bekerja keras untuk menemukan korban. Kami juga meminta bantuan masyarakat yang mungkin melihat tanda-tanda keberadaan korban agar segera melapor,” ujar AKP Khairul Umam.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan bahaya melaut tanpa memerhatikan kondisi cuaca.

AKP Khairul Umam mengimbau masyarakat, khususnya nelayan, untuk selalu waspada dan tidak memaksakan diri melaut saat cuaca ekstrem.

“Keselamatan adalah yang utama. Kami harap masyarakat selalu mempersiapkan diri dengan alat keselamatan, seperti jaket pelampung, dan memantau kondisi cuaca sebelum berangkat,” tegasnya.

Kukuh, satu-satunya korban selamat, menceritakan detik-detik mencekam itu dengan suara bergetar.

“Saat itu kami baru selesai istirahat. Saya sempat mengambil jaket pelampung, tapi Nardi dan Gaffar tidak sempat. Kapal langsung tenggelam, kami semua terlempar ke laut,” kata Kukuh.

Kukuh berhasil bertahan hidup dengan menggunakan jaket pelampung. Sementara itu, Nardi mencoba berpegangan padanya, tetapi tubuhnya yang lemah tidak mampu bertahan melawan dinginnya air laut.

“Nardi sudah tidak kuat. Saya tetap mencoba mempertahankan tubuhnya agar tidak hanyut,” ujarnya, menahan air mata.

Nasib Gaffar lebih tragis. Dia terpisah dari dua rekannya dan diduga masih berada di sekitar lokasi kapal tenggelam. Hingga kini, jejaknya belum ditemukan.

Kukuh menghabiskan malam penuh kengerian di tengah lautan, berusaha mempertahankan nyawa sendiri sambil memegang jenazah Nardi.

Harapan muncul saat kapal nelayan KMN Hilmiatiku melintas dan menemukan mereka, Minggu (22/12/2024) pagi.

Nelayan yang menemukan Kukuh segera membawanya dan jenazah Nardi ke Pelabuhan PPI Tanjung Limau. Keduanya kemudian dievakuasi ke RSUD Taman Husada untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Hingga Minggu siang, Gaffar belum ditemukan. Tim gabungan dari Polairud Polres Bontang dan nelayan setempat terus menyisir lokasi kejadian.(*)