SPASIKALTIM.COM, BONTANG – Di tengah tekanan fiskal akibat menurunnya dana transfer dari pemerintah pusat, Pemerintah Kota Bontang justru menemukan peluang besar dari hal yang kerap dipandang sepele: pengelolaan arsip.
Sejak 2021, Pemkot menerapkan Aplikasi Srikandi (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi) yang mengubah sistem kerja aparatur sipil negara menuju arah digital. Hasilnya luar biasa — efisiensi anggaran mencapai Rp4 hingga Rp5 miliar setiap tahun.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menyebut penerapan Srikandi membawa dampak signifikan terhadap efisiensi birokrasi. “Sejak 2021 kita melaksanakan Aplikasi Srikandi secara bertahap. Sekarang sudah meningkat dan hasilnya luar biasa. Kita bisa menghemat sampai Rp5 miliar karena semua berbasis digital,” ujarnya di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Selasa (11/11/2025).
Sebelum digitalisasi, surat-menyurat antarinstansi masih dilakukan secara manual dengan penggunaan kertas, tinta, hingga pengarsipan fisik. Kini, seluruh proses berlangsung dalam satu sistem terintegrasi tanpa perpindahan berkas antar meja maupun antar kantor.
Dampak paling terasa, kata Neni, adalah menurunnya kebutuhan alat tulis kantor (ATK) secara drastis. “Karena semua sudah digital, kebutuhan ATK menurun. Ini sangat membantu, apalagi di tengah kondisi fiskal yang tertekan akibat pemangkasan TKD pusat,” jelasnya.
Selain efisien, langkah ini juga berdampak positif terhadap lingkungan karena penggunaan kertas dan limbah kantor berkurang. “Digitalisasi kearsipan sangat menghemat dan sekaligus ramah lingkungan. ASN harus sadar bahwa efisiensi dan kelestarian bisa berjalan beriringan,” tambahnya.
Meski begitu, Neni menegaskan bahwa digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan pola pikir. “Ini transformasi budaya kerja. Dengan Srikandi, tata kelola arsip pemerintah menjadi lebih tertib, transparan, dan bernilai,” tegasnya.
Pemkot Bontang kini mendorong seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memaksimalkan penggunaan Srikandi, demi mewujudkan birokrasi yang cepat, efisien, dan berdaya saing. (*)





